KABAR BIREUEN-Program The Asia Foundation – Social Accountability and Public Participation (TAF-SAPP) yang didukung oleh Pemerintah Australia melalui program Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) mengundang lima agen perubahan penerima mamfaat ke Jakarta.
Diskusi multi-stakeholders program TAF-SAPP-CRVS diselenggarkaan pada Rabu, 11 Oktober 2017 di salah satu hotel di Jakarta. Sedangkan untuk pertemuan koordinasi internal program digelar pada Selasa- Jumat, 10- 13 Oktober 2017 di lokasi yang sama.
Lima aktor yang diundang untuk mempresentasikan pemahaman tentang capaian program tersebut berdasarkan cerita langsung di depan tamu undangan dan strategi partner TAF- SAPP- CRVS, yaitu Eko Pamungkas (Jurnalis Warga Pacitan), dr. Bambang Mulyono (Kapus Pule Trenggalek).
lalu ada A. Ismayanti Saleh (IRT/ disabilitas), Rofiq Qoidul Adzam (Dispermades Brebes) dan pemerintahan gampong yaitu Bukhari (Sekdes Gampong Paku, Simpang Mamplam, Bireuen).
Sekdes Gampong Paku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Bukhari pada kesempatan itu mengapresiasi pihak penyelenggaran yang telah mengundangnya ke Jakarta untuk sharing di depan kementerian dan mitra KOMPAK.
“Kami di sini bukan apa-apanya. Bagi kami terdengar aneh ketika gampong kami sangat terisolir, tapi kami dipilih dan diundang ke Jakarta untuk bercerita tentang mamfaat langsung dari program ini. Kami hanya berusaha melakukan pelayanan terbaik untuk masyarakat, kami melakukan nya secara bersama. Sehingga ini adalah buah manis dari kerjasama kami masyarakat dan aparatur didampingi mitra KOMPAK,” sebut Bukhari.
Pada kesempatan tersebut, Bukhari menyampaikan capaian- capaian selama intervensi program melalui pendampingan mitra yaitu GeRAK Aceh, memamparkan kondisi gampong sebelum dan sesudah program berjalan.
Perubahan yang telah dicapai diantaranya, perencanaan dan penganggaran anggaran yang inklusif, meningkatnya patisipasi warga khususnya perempuan miskin dan disabilitas, keberpihakan anggaran desa guna pemenuhan layanan dasar.
“Sanitasi air bersih, akses tranportasi sekolah dan ambulance gampong dikelola Badan Usaha Milik Gampong (BUMG), pembentukan Petugas Registrasi Gampong (PRG), dan lain sebagainya,” ungkap Bukhari.
Sementara District Facilitator GeRAK di Kabupaten Bireuen, Murni M. Nasir, menyampaikan, capaian/ keberhasilan tersebut tidak terlepas dari banyak pihak yang ikut terlibat dalam program.
Pejabat Kabupaten Bireuen sangat welcome dengan program, sehingga capaian program di Bireuen sangat baik, diantaranya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong. Perempuan dan keluarga berencana Bireuen, Bappeda Bireuen, Bagian pemerintahan, dan lainnya.
“Selain itu, aktor pendukung lainnya yaitu Erri Seprinaldi (Camat Simpang Mamplam) yang sangat reformis beserta Bukhari, Linda Yani dan pihak kecamatan lainnya, Mukhlis Aminullah (TA. PSD), Anwar Ebtadi (akademisi). Pendamping Desa, LSM GaSAK, SPAK Bireuen, awak media, Puskesmas dan UPTD Simpang Mamplam, serta pihak lainnya,” jelas Murni.
Sehingga, katanya, kolaborasi menjadikan masyarakat dan pemerintahan gampong mampu membangun jejaring dengan pihak- pihak tersebut dan mendukung capaian luarbiasa tersebut. Semoga Gampong Paku menjadi pilot project di Aceh, khususnya Bireuen untuk direplikasi di wilayah lainnya.
Pertemuan koordinasi tersebut diikuti oleh BAPPENAS, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa, Transmigrasi dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Pejabat DFAT Australia yang bertanggungjawab atas KOMPAK, Perwakilan mitra-mitra strategis program KOMPAK, IRE, PEKKA, Seknas FITRA, Penabulu, BaKTI, dan LPA-NTB.
Kemudian juga lembaga mitra yaitu PPMN, PUSKAPA UI, GeRAK Aceh, FORMASI, Perkumpulan INISIATIF, YASMIB, SOMASI, PKPM, LPPSP, YAS dan PUPUK Surabaya. (Ihkwati)
Sumber : Kabar Bireuen