
BIREUEN – Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Bireuen, Murni M. Nasir, mengatakan kegiatan studi contoh bimbingan teknis (bimtek) terus berlangsung di kabupaten setempat karena adanya dualisme kepemimpinan.
“Ada dua pemimpin di kabupaten ini, yakni bupati dan mafia,” kata Murni, Kamis, 30 Mei 2024.
Murni menambahkan salah satu pemimpin diakui negara namun tidak berdaya yakni Penjabat Bupati. Sedangkan satunya lagi tak terlihat publik, namun punya kekuasaan yaitu mafia.
“Buktinya, regulasi dibuat Pj Bupati tidak berarti sama sekali. Sehingga bimtek ini masih saja dilakukan. Jika mafia bimtek ini belum dibabat habis, maka terus berulang,” ujar Murni.
Menurut Murni kesadaran rendah dari aparatur yang masih senang dengan jalan-jalan dan menghambur-hamburkan uang, dari pada memikirkan kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini membuat kegiatan tahunan itu mudah dilakukan.
“Meski beragam alasan mereka kemukakan, jika bijaksana tentu mengambil sikap tegas untuk menolak,” ujar Murni.
Murni meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen meninjau kembali gampong yang sudah dinobatkan sebagai Siaga Anti Korupsi.
Ia juga mempertanyakan adakah ada perbedaan dengan gampong lainnya di Bireuen. Jika sama saja, menurutnya itu berarti semua hanyalah formalitas. “Pemkab Bireuen memiliki kewajiban mengevaluasi kegiatan bimtek tersebut. Telusuri sejauh mana transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana desa untuk kegiatan itu,” tutup Murni.***
Salinan ini telah tayang di https://www.ajnn.net/.