Wakil Bupati Bireuen bersama para pemateri melakukan sesi foto bersama usai penyerahan piagam penghargaan dari GeRAK, PWI, dan AJI, di Sb Premium Coffee Area Hotel Fajar Bireuen, Kamis (15/5) sore. AKHYAR RIZKI RAKYAT ACEH
RAKYATACEH | BIREUEN – LSM Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Bireuen berkolaborasi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) menggelar diskusi publik dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia.
Kegiatan tersebut juga didukung oleh GeRAK Aceh, melalui Program Demokrasi Resiliensi (DemRes) yang sedang di implementasikan di Kabupaten Bireuen, yaitu memperkuat demokrasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.
Diskusi panel tentang counter disinformasi dan peran media dalam mengawal demokrasi tersebut, berlangsung di Sb Premium Coffee Area Hotel Fajar Bireuen, Kamis (15/5) sore.
Kegiatan itu juga turut mengundang lebih kurang 100 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari wartawan atau jurnalis liputan Kabupati Bireuen, ketua Bawaslu Bireuen, anggota DPRK Bireuen, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Bireuen, M Zubair, para ketua organisasi kepemudan, para ketua organisasi mahasiswa, serta ketua organisasi kemasyarakatan.
Adapun narasumber yang diundang dalam diskusi pablik itu antara lain, Wakil Bupati Bireuen, Ir Razuardi, yang juga turut membuka kegiatan. Kemudian, Kapolres Bireuen, AKBP Tuschad Cipta Herdani, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bireuen yang diwakili Kasi Intel, Wendy Yuhfrizal, Ketua PWI, Ariadi B Jangka, Ketua AJI, Anas, serta Akademisi Aceh, Teuku Kamal Fasya.
Dari penyampaian para narasumber dalam diskusi publik tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebebasan pers sangat penting untuk demokrasi yang sehat, karena memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi yang beragam dan akurat, yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi di era digitalisasi saat ini.
Kemudian, melalui pemberitaan yang berkualitas, media massa dapat mencerdaskan publik dan membantu masyarakat memahami isu-isu penting yang sedang terjadi.
Ketua AJI Bireuen, Anas, mengatakan bahwa kebebasan pers seharusnya semakin terjamin di era digitalisasi saat ini. Namun, perlu diingat, dibalik kemudahan akses informasi, terdapat sejumlah tantangan yang menghadang kebebasan pers di Indonesia.
“Salah satu tantangan utamanya adalah maraknya berita hoaks dan berita palsu. Informasi hoax dapat dengan mudah menyebar melalui media sosial, seperti FB, Tiktok, IG dan lainnya, sehingga informasi yang disajikan oleh media mainstream ditutupi oleh informasi palsu dan hoaks,” ujar Anas.
Menurutnya, ancaman lainnya yang dihadapi jurnalis di era digital selain kekerasan fisik, juga sangat mudah mendapat serangan siber, pembocoran data pribadi dan kampanye hitam di media sosial, hal inilah yang sangat dikhawatirkan oleh para jurnalis.
“Wartawan dan media juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kualitas jurnalisme di era digital. Media dan jurnalis juga harus berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan dapat dipertanggungjawabkan, ini untuk menjaga kepercayaan publik terhadap jurnalis,” terang Ketua AJI Bireuen.
Dilain sisi, Ketua PWI Bireuen, Ariadi B Jangka, juga menyampaikan terkait etika dan kode etik jurnalistik, di mana jurnalis dalam menjalankan tugasnya di lapangan harus menjalankan kode etik jurnalis.
“Media dan wartawan dilindungi oleh undang-undang pers nomor 40 tahun 1999. Namun, dalam bertugas, ada etika yang harus dijaga yang tidak menyalahi dengan aturan perundang-undangan,” terang Ariadi.
Sementara itu, Murni M Nasir, selaku Koordinator GeRAK Bireuen mengucapkan terima kasih atas suksesnya kolaborasi kegiatan memperingati Hari Pers Sedunia.
“Kami percaya bahwa pers bebas dan independen, sangat penting dalam membangun demokrasi yang sehat dan transparan. Melibatkan AJI dan PWI sebagai kolaborator sangatlah strategis, karena keduanya memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang jurnalisme dan kebebasan pers,” kata Murni.
Dengan kerja sama itu, ia berharap, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya jurnalis tentang pentingnya kebebasan pers dan peranannya dalam mengawasi pemerintah serta mempromosikan transparansi.
“Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang erat antara GeRAK, AJI, dan PWI, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi kebebasan pers dan demokrasi di Bireuen,” sebut Koordinator GeRAK Bireuen. (akh)