BANDA ACEH – Sebanyak 400 lebih mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekes Kemenkes) Aceh diberikan pemahaman terkait open data informasi publik, Selasa (8/8).
Pemahaman ini diberikan melalui kegiatan road show open data platform Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh yang dilaksanakan di kampus setempat.
Taufik Munawar, selaku pelaksana kegiatan menjelaskan open data penting dilakukan untuk membawa kampus yang terbuka terhadap informasi, sehingga mahasiswa paham cara mengakses informasi yang ada. Open data ini mengacu pada UU 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
“Hari ini kami mengajak kawan-kawan untuk terus membuka informasi, karena jika informasi terbuka akan bisa menekan tingginya angka korupsi di Aceh,” kata Taufik Munawar.
Sementara itu, Direktur Poltekkes Kemenkes Aceh, Ampera Miko mengaku sangat tergugah dengan pelaksanaan open data ini. Apalagi, kata dia, dalam kurun waktu 2014-2016 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah sering datang untuk mengadvokasi pendidikan dan budaya antikorupsi.
Ampera mengaku pihaknya baru menjumpai Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Dalam pertemuan itu, ternyata proses pendidikan di Aceh hanya bersaing dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambon dan Papua. Hal ini sangat disayangkan karena salah satu penyebabnya adalah banyaknya penyimpangan yang dilakukan.
“Kalau tidak ada penyimpangan tidak mungkin Aceh seperti ini, hal yang paling kecil adalah korupsi waktu dimana seharusnya masuk 1 jam tapi masuknya 40 menit,” ujar Ampera Miko saat membuka kegiatan road show open data ini.
Dirinya berharap, mahasiswa dapat membekali diri dengan pengetahuan open data ini, sehingga kedepan bisa tampil sebagai generasi muda yang tangguh dan terampil.