GeRAK: Usut Dugaan Mark Up HPS Pengadaan Peralatan Sepak Bola di Dispora

Kepala Devisi Advokasi GeRAK Aceh, Hayatuddin Tanjung. Foto: Ist

BANDA ACEH – Pengadaan peralatan dan kelengkapan cabang olahraga sepak bola yang dilelang melalui laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintah Aceh diduga terindikasi mark up Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

Berdasarkan data yang diperoleh AJNN, pengadaan perlengkapan sepak bola tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (ABPA) 2019 dengan pagu Rp 5 miliar dan HPS sebesar Rp 4,9 miliar.

Ada beberapa item barang yang masuk dalam pengadaan, meliputi bola kaki 2000 buah, kostum sepak bola merek 1000 buah, rompi latihan mereka 500 lusin, kaos kaki 202 pasang, deker pelindung kaki 200 pasang, sepatu bola 970 pasang, semua jenis barang itu merek Adidas, kecuali jaring gawang yang mereknya GTO dengan jumlah 200 set.

Kepala Divisi Korupsi Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, Hayatudin Tanjung meminta kepada aparat kepolisian untuk mengusut dugaan markup HPPS pengadaan peralatan sepak bola di Dispora Aceh. Dimana harga perhitungan sendiri HPS, yang disusun oleh PPTK maupun KPA jauh dari harga sesungguhnya.

“Kalaupun harga rill ditambah dengan pajak 11,5 persen dan keuntungan rekanan 10-15 persen, indikasi mark-up HPS masih sangat besar, bahkan mencapai 80 sampai 90 persen, dari harga ditambah pajak dan keuntungan,” kata Hayatudin Tanjung kepada AJNN, Senin (8/4).

Baca: HPS Pengadaan Peralatan Sepak Bola Terindikasi Mark Up

Selain itu, Hayatudin menduga mark up HPS tidak saja pada paket ini, tetapi terjadi pada paket-paket lain, dan tidak hanya saja di Dispora Aceh.

“Aparat hukum harus mendalami kejahatan anggaran yang sistematis ini, kasus ini adalah pintu masuk untuk mengungkap dugaan kerugian negara,” ujarnya.

Bahkan, ia menduga kerugiaan anggaran dari perhitungan HPS yang diduga dimark up sangat besar dengan melihat besaran total APBA Aceh.

“Dugaan mark up ini perlu mendapat perhatian dari Plt Gubernur, karena berdasarkan data-data semua kebutuhan yang dianggarkan untuk paket tersebut sangat rawan di mark up, terlebih variasi atas nilai barang merk Adidas itu sangat beragam dan bahkan kecenderungan untuk membeli merk KW sangat terbuka lebar,” ungkapnya.

Contohnya, kata Hayatudin, harga bola dengan kualitas merek terbaik dapat dibeli dengan nilai antara kisaran Rp 270 ribu sampai dengan Rp 700 ribu. Kemudian merk baju juga sangat variatif yaitu dimulai dari angka Rp 850 ribu sampai dengan Rp 2 juta per set.

“Kami akan mengumpulkan bukti-bukti yang kemudian menjadi pendalaman bagi kami untuk selanjutnya dilaporkan ke aparat hukum,” jelasnya

Sumber : AJNN